Setelah menaklukkan bangsa Arab di jazirah Arab, Muslim mengalihkan perhatian kepada tetangga2nya : Persia. (Iran)
Melihat
pemerintahan oleh para mullah di Iran sekarang, anda akan menyimpulkan
bahwa itulah budaya khas Iran. Namun tidak banyak yg tahu bahwa IRAN
adalah BANGSA PERTAMA YANG MEMERANGI JIHADIS ISLAM. Tapi Persia (dan
Bizantium) tidak siap mengalahkan Muslim Arab, karena memang belum
pernah dalam sejarah mereka berpapasan dengan musuh yang berperang
dengan begitu membabi buta, membantai penduduk yang tak bersalah, menggunakan wanita sebagai umpan, sambil memaksakan agama mereka terhadap pihak yang kalah.
Sebelum
Islam, dunia hanya mengenal tokoh2 penakluk seperti Isklandar
Zulkarnaen (Alexander the Great), Cyrus, Julius Caesar, Hannibal atau
siapapun, dimana perang dilakukan di medan perang antara 2 pasukan yang
saling berlawanan. Menang/kalah ditentukan di medan perang tersebut.
Penduduk bebas dari bahaya musuh yang biasanya menuntut tidak lebih dari
pajak dan penggantian pemerintahan.
Alexander
juga tidak membantai musuh2nya apalagi memaksa mereka memeluk agama
Yunani. Tentara Romawipun tidak melakukan ini di Bizantium, begitu juga
dengan Persia.
Islam mengubah peraturan perang dan menjadikan penduduk sipil sebagai korban tirani dan tawanan agar musuhnya menyerah.
Muslim
Arab tidak hanya ingin merebut tanah, mengganti pemerintahan dan
menarik pajak dari bangsa2 yang dijajahnya, tetapi juga memaksakan
kepercayaan mereka pada orang Persia dan merubah mental penduduk
terjajah menjadi haus darah pula, dan melanjutkan nafsu untuk menyerang
bagian2 dunia lainnya.
Mereka
yang dikalahkan pedang Jihadis hanya bisa menyelamatkan nyawa mereka
dengan menjadi Muslim dan mengubur rasa perikemanusiaan mereka.
Begitulah cara ’survival’ para korban Islam.
Pertempuran Namraq dan Kaskar (12 A.H. 634M)
Karena
bangsa Persia adalah bangsa tua dan beradab, mereka tidak lagi
menggunakan karavan untuk berdagang, sehingga tidak ada lagi karavan2
yang bisa diserang /dirampas / dijarah Muslim, seperti yang mereka
lakukan terhadap bangsa Mekah-Medinah.
Jadi
Muslim2 Arab mulai menyerang kota2 perbatasan dan mengganggu penduduk
disana. Orang2 diperbatasan disepanjang sungai Efrat (Euphrates)
akhirnya mengirimkan petisi kepada raja Persia, Yazdjurd (Yazdgard),
memohon agar menyelamatkan mereka dari teror Muslim2 Arab. Raja mengirim
pasukan observasi dibawah komando jendral Jaban. Pasukan memasuki kota
Hira yang diduduki Arab. Melihat kedatangan tentara Persia, pasukan Arab
mengundurkan diri ke gurun pasir ke kota oasis, Namraq (sekarang
bernama Kufa) untuk menjebak tentara Persia ke gurun pasir, kawasan yang
dikenal benar oleh pihak Arab.
Selain
infanteri, Arab juga memiliki pasukan onta. Pihak Persia menggunakan
kuda yang tidak cocok untuk perang di gurun pasir. Dengan terjebaknya
pasukan Persia di gurun pasir, mereka dihabisi oleh pasukan Arab, dan
terpaksa mundur dan bergabung dengan tentara Persia di kota bernama
Kasker.
Disini
jendral Persia berikutnya, Narsi, mengumpulkan pasukan. Kota ini jauh
dari perbatasan. Kasker begitu jauh dari kamp Muslim sehingga Narsi
merasa serangan Muslim tidak akan datang dengan segera. Tapi Abu Ubaid,
komandan pihak Muslim, berpikir lain. Ia bergegas ke Kaskar dan
mengalahkan pasukan Persia sebelum pasukan Persia berikutnya dibawah
jendral Jalinus, bisa datang memberi bantuan. Ini menunjukkan kenekadan
Muslim, yang hanya bisa ditandingi dengan semangat cowboy yang sama
nekadnya, kalau memang kita bertekad mengalahkan Islam dalam perang
melawan terror ini.
Saat
pasukan Arab mendekati kota Ctesiphon, raja Yazdgard, tidak pernah
menyangka bahwa ia akan dikalahkan bangsa barbar yang menyeker (tanpa
sepatu) dan pemakan kadal. Ia mengirimkan utusan kepada pasukan Muslim.
Utusan itu mengatakan :
"Raja
kami meminta apakah anda akan menyetujui perdamaian dengan syarat bawha
Tigris akan menjadi perbatasan antara kalian dengan kami sehingga
apapun yang ada pada bagian timur Tigris adalah milik kami dan apapun
yang ada di bagian barat adalah milik kalian. Dan kalau ini tidak akan
memuasakan dahagamu akan wilayah, maka tidak ada sesuatupun yang dapat
memuaskan anda ."
Saad-ibn-Waqas,
panglima pasukan Arab Muslim mengatakan bahwa Muslim tidak dahaga akan
wilayah; Muslim bertempur untuk memberlakukan Islam terhadap Persia.
Kalau raja Persia ingin damai, ia harus menerima Islam atau bayar pajak
Jizyah. Kalau keduanya tidak dapat diterima maka damai tidak akan
terjadi dan hanya PEDANG yang akan jadi penentu diantara mereka.
Demikianlah
nada tanpa kompromi ancaman Islam. Kalau Islam tidak dikalahkan secara
total dan tidak menghabisi Muslim untuk selama2nya, mereka akan terus
menghantui dunia sampai seluruh dunia memeluk kepercayaan biadab mereka
itu.
Abu
Ubaid kemudian maju melewati Suwad menuju Kaskar. Di Kaskar mereka tiba
dihadapan orang2 Persia yang terheran2. Pihak Persia dgn terbirit2
mengumpulkan kekuatan militer mereka dan keduanya bertempur di Saqatia,
beberapa mil dari Kaskar.
Strategi
Persia adalah menunda aksi sampai kedatangan pasukan dibawah jendral
Jalinus. Strategi Muslim adalah untuk terus menyerang dan membuat
keputusan segera. Dengan elemen ‘surprise’, Arab menghabisi pasukan
Persia di Kaskar dan memaksa mereka mundur ke timur.
Pelajaran dari Pertempuran Namraq dan Kaskar
Arab
menggunakan taktik dengan memaksa Persia kedalam kawasan yang asing
bagi mereka dan menggunakan taktik serangan kilat begitu adanya tanda2
pasukan Persia. Inilah ciri khas pertempuran Arab-Persia kemudian yang
pada akhirnya berbuntut kepada kekalahan Persia.
Dengan
mengulur-ulur waktu dan upaya negosiasi, negara2 Barat justru semakin
memperkuat teroris Muslim, seperti juga upaya kaum Sassanid Persia
mengulur-ulur waktu dan membiarkan Arab mengambil inisiatif di
Pertemuran Kaskar.
Pertempuran Nihavend
Tapi
pada pertempuran Nihavend Persia kelihatan akan menang dan Arab nyaris
kalah. Dgn ciri khas menghalalkan segara cara, Muslim kemudian
menggunakan taktik licik.
Ali,
menantu Muhammad, mengusulkan agar memindahkan markas ke panglima Arab
Muslim, Mugheera-ibn-Shu'ba. Setelah pertempuran Qadsiyyah, penduduk
Persia secara terbirit2 mengosongkan ibukota, Ctesiphon, dan alhasilnya,
banyak anak2 dan orang tua tertinggal. Orang tua diberikan pilihan
menerima Islam atau mati, dan kebanyakan memang memilih mati. Tetapi
anak2 perempuan dan lelaki dijadikan budak dan dibagi2kan diantara para
Arab sbg jarahan perang.
{Pembagian
budak sebagai pampasan perang ini juga diulangi Muslim di Yerusalem
(636), Damascus (637), Cesaria (639), Alexandria (650), Tripoli (651),
Konstantinopel (1453)}
Diantara mereka yang bernasib naas ini adalah SHERBANU
bocah perempuan, puteri raja Persia, Yazdgard. Ketika Arab mengetahui
tentang Sherbanu (YANG BERUMUR TIGA TAHUN) mereka menghadiahkannya
kepada kalif Umar, yang kemudian mengopernya kepada menantu Mohammad, Ali. Pada saat itu Ali berusia 30 tahun (!!!) dan ia mengambil puteri raja berumur TIGA TAHUN sebagai ISTERI nya! Astagfirullah!
Catatan:
Dari ‘perkawinan’ Ali-Sherbanu inilah lahir kedua putera Ali, Hassan dan Husain,
yg juga dibunuh dengan Ali pada th 39 A.H. (661M) dan mengakibatkan
lahirnya sekte Islam, Shi’ah. Tidak jelas umur Sherbanu ketika
melahirkan putera2nya. Para sejarawan Arab secara sengaja mencatat ibu
putera2 Ali adalah Fatima, isteri kesekian Ali dan puteri Muhamad.
Tetapi ini karena mereka ingin menyembunyikan silsilah darah Persia pada
keturunan Ali dan menunjukkan mereka sebagai orang2 Arab murni. Tapi
faktanya adalah bahwa Sherbanu, puteri Persia adalah ibu Hasan dan
Hussain.
Orang2
Shi’ah yang berbangsa Persia, Iraki dan Bahrain merupakan pemeluk Islam
dari daerah2 yang dulunya bagian dari kerajaan Persia, Sassanid. Mereka
mengakui Sherbanu sebagai ibu Hasan dan Husein. Karena itulah jaman
sekarang kita melihat perpecahan antara Shi’ah-Sunni.
Kembali pada topic pembicaraan …
Pada
pertempuran Nihavend, Ali yang hadir dengan isteri barunya itu (!!)
mengusulkan kepada Mugheera-ibn-Shu'ba agar ia menjadikan isterinya UMPAN
untuk memaksa tentara Persia meninggalkan benteng2 kuat mereka dan
masuk perangkap Arab. Sesuai dengan perintah Ali, pada hari kedua,
Mugheera-ibn-Shu'ba menunjukkan bocah cilik itu kepada orang2 Persia dan
mengatakan bahwa ia akan membunuh sang puteri cilik itu jika Persia
datang untuk menyelamatkannya. Karena marah, tentara Persia melanggar
perintah komandan dan segera keluar dari benteng2 mereka dan menyerang
Arab.
Kesempatan
ini digunakan Mugheera untuk mengundurkan diri kesebuah lembah dan
menaiki bukit disebelahnya. Pihak Persia menyangka bahwa tentara Arab
mengundurkan diri. Ketika tentara Persia dengan persenjataan berat
mereka mencapai titik terendah di lembah itu dan kavaleri Arab yang jauh
lebih lincah menyerang mereka dari 3 sisi.
INILAH TAKTIK LICIK DARI TENTARA ARAB…
Babak
belur berdarah di Nihavend akhirnya menghancurkan perlawanan Persia
terhadap Islam dan takluklah Persia dibawah Arabisasi dan Islamisasi.
Setelah
jatuhnya Ctesiphon ke tangan Muslim, mereka menduduki Istana Putih
raja2 Persia dan sebagai tanda terima kasih kepada Allah, mereka memenggali sang panglima Persia dan memamerkan kepalanya kepada para tawanan Persia dan memberikan mereka pilihan: ISLAM ATAU MATI.
Pertempuran Jembatan (Al Jisr) - 14 A.H. 636M
Pada
bentrokan besar kemudian yang dikenal sebagai Pertempuran Jembatan,
pihak Persia untuk pertama kalinya menggunakan gajah, hal baru bagi
Bedouin Arab Muslim. Gajah2 itu digunakan untuk menggencet musuh dan
bahkan seorang jendral Arab. Persia mengejar Arab sampai Jembatan di
rungai Tigris, yang kemudian menjadi perbatasan antara kerajaan Persia
dan Arab.
Persia
berhenti di jembatan itu dan mengusir Arab keseberang sungai. Sayangnya
Persia melewatkan kesempatan ini untuk menghabisi tentara Arab dengan
cara memasuki wilayah gurun pasir Arab dan menghabisi Arab di tanah air
mereka seperti cara Muslim membantai bangsa Persia di Persia. Persia
tidak menggunakan satu2nya bahasa yang dimengerti muslim : BAHASA DARAH DAN MATI.
Dengan ditundukkannya jazirah Arab dibawah Persia dan dipaksakannya
agama Persia kepada Arab, Islam akan hilang sudah dan dunia bisa
berterima kasih pada Persia ! Tetapi sayang ini tidak terjadi karena
Persia adalah bangsa yang beradab, masih memegang aturan perang yang
berlaku.
Kesempatan
yang tidak diambil oleh bangsa2 beradab dalam mengalahkan Arab secara
telak, terulang lagi oleh bangsa Franks di Pertempuran Poitiers, 732,
oleh bangsa Austria dan Polandia di Vienna, 1683, dan oleh Hindu di
Pertempuran Tarain, 1191, dan dalam Perang Arab-Israel, 1967, pembebasan
Afghanistan, 2001 dan Iraq, 2003. Bangsa2 beradab itu sebenarnya bisa
memaksa Muslimn untuk MENINGGALKAN ISLAM ATAU MATI ! Tetapi ini semua tidak terjadi karena non-Muslim masih memiliki hati nurani dan mereka belum mengerti benar bahaya Muslim.
Pertempuran Ghadasia (Cadesia atau Qadisiyah) 15 A.H., 637M
Pada
pertempuran 4 hari ini, Persia dipimpin jendral mahir,
Rustam-e-Farrokhzad (Farokh Hormazd). Pihak Arab dipimpin
Saad-ibn-Waqas. Muslim menggunakan taktik menyogok tentara2 Persia agar
membelot dan mengkhianati negara mereka.
Salah
satu taktik adalah memotong tali pengikat kursi (howda) para pengendala
gajah agar sang pengendara jatuh dan gajah menjadi tanpa kusir
pengendali. Pada hari pertama pertempuran, para gajah berhasil
memporakporandakan Arab. Tetapi setelah dikhianati orang2nya sendiri,
gajah2 itu malah mengakibatkan kekalahan di pihak Persia.
Taktik
kedua adalah memerintahkan para pembelot untuk MEMBUTAKAN satu mata
gajah, sehingga mereka kehilangan arah. Dan ini pula yang terjadi.
BEGITULAH CARA ALLAH MEMBERIKAN KEMENANGAN KEPADA MUSLIM.
Pada
permulaan pertempuran, Arab dan Persia saling berjanji untuk
menghentikan serangan saat matahari terbenam. Tetapi pada hari ketiga,
Arab menyerang Persia semalam suntuk, dengn teriakan BUNUH.. BUNUH..
ALUOHU-AKBAR !!! Ini yang dikenal dengan nama Malam Clangor,
Yang menjadi factor penentu kemenangan Muslim Arab yang licik dan barbar.
Dalam
pertempuran ini, Arab juga menunjukkan teknik unik mereka MEMENGGAL
KEPALA panglima musuh dan memamerkan tubuhnya kepada tentara musuh untuk
memadamkan semangat mereka.
Pada
malam ini juga, Arab menyusup ke tenda jendral Persia, Rustam, dengan
menyamar sebagai tentara Persia yang luka2. Begitu mereka dekat dengan
sang jendral, mereka memenggalnya dgn cara sama seperti Zarqawi
memenggal sandera2nya dijaman sekarang ini. Arab kemudian memamerkan
tubuh Rustam tanpa kepala itu kepada tentara Persia pada pagi hari dan
hari terakhir pertempuran Qadisiyah.
Pemandangan
mengenaskan tubuh sang jendral yang tidak berkepala dan ditusuki panah2
dan kepalanya digiring di ujung tombak oleh Muslim yang sudah tidak
memiliki perikemanusiaan, terlalu berat bagi tentara2 Persia. Inilah
unsur penentu kalahnya tentara Persia yang akhirnya dibantai habis oleh
tentara Arab sampai tidak ada lagi musuh yang masih bernafas.
Persia, asal jaman keemasan “Renaissance Islam”
Setelah
jatuhnya Persia, Islam mengalami kemajuan dibidang kaligrafi,
astronomi, matematika dan literature, khususnya dibawah kalifat Harun al
Rashid. Tetapi ini bukan karena prestasi Muslim, Arab atau Islam,
tetapi karena prestasi orang2 Persia yang dipaksa masuk Islam. Pusat
Renaissance ini adalah Baghdad, yang dibangun didekat reruntuhan ibukota
Sassania Persia, Ctesiphon.
(Gambar diatas adalah Makam Cyrus Agung, yang masih dipuja oleh sebagian orang Iran)
Bahkan
tata bahasa Arab pertama yang dikodifikasi ditulis oleh orang Persia.
Ini karena Arab tidak berpendidikan. Renaissance Islam bukan terjadi
karena Islam, tetapi terlepas dari Islam. Renaissance Islam bukan
kemenangan bagi Islam, tetapi kemenangan semangat manusia atas Islam.
Bagaimana Muslim menghancurkan budaya Persia, Zoroastria
Boyce
** menggambarkan fenomena penghancuran budaya oleh islam ini
berdasarkan analisa sejarah dan observasi pribadi di Yezd, kawsan Iran
pusat, di tahun 1960an:
”Pada
pertengahan abad ke 19, Turkabad mengalami tragedi dalam bentuk
pemaksaan Islam secara massal. Jalan ceritanya : para lelaki sedang
kerja di ladang ketika sekelompok Muslim menyerang mereka. Mereka
diancam dengan kematian diri mereka dan anak2 serta isteri2 mereka yang
saat itu sedang diteror di rumah2 mereka; dan pada akhirnya seluruh desa
menerima Islam. Begitu jugalah nasib desa2 Iran lainnya.
Taktik
pencekokan Islam juga dimulai dengan adanya beberapa Muslim yang
menentap dipinggir2 sebuah desa Zoroastrian. Lama kelamaan jumlah Muslim
yang memasuki desa itu semakin bertambah dan mesjidpun mulai dibangun,
yang semakin menarik minat Muslim. Selama bangsa Zoroastrian masih
mayoritas, hidup masih bisa diterima;
TETAPI BEGITU MUSLIM SEMAKIN BANYAK, MULAILAH HURU HARA !
(BANDINGKAN DENGAN ACEH, BALI, POSO, AMBON, TIMOR TIMUR !!)
Pada
mulanya Muslim mengejek praktek pemujaan api oleh Zoroastrian. Muslim
mengejak betapa sedikitnya jumlah Zoroastrian dibandingkan dengan
Muslim, ini dianggap sebagai bukti agama Muslim yang paling benar.
Geng2
(macam FPI di Indonesia) mulai merongrong penduduk asli. Rongrongan
sering bersifat fisik dan bergerak seperti garong. Gang2 anak muda
Muslim ini juga menaiki, merusaki dan mendesekrasi tempat2 ibadah
Zoroastrian berupa menara tinggi dan malah mematikan atau mempolusi api
yang dianggap suci oleh Zoroastrian. (PERSIS SAMA SEPERTI DI BALI, BUKAN
??)
Kesempatan
semakin terbuka untuk melakukan pencurian, pemerkosaan dan pembakaran
rumah2/toko2 milik penduduk asli. Akhrinya penduduk asli yang tidak
tahan pindah ke desa lain, meninggalkan desa aslinya yg akhirnya dgn
mudah ditelan oleh Muslim yang menghapus segala tanda2 peninggalan
Zoroastrian. Dan begitulah seterusnya.
Setelah
penaklukan berdarah Persia, Islam menyebar seperti api ke Persia,
mengubah mental Persia menjadi haus darah seperti serigala macam Muslim
Arab. Orang Persia-lah yang 100 tahun kemudian menaklukkan bangsa Turki
dan 100 tahun kemudian bangsa Turki menyerang Byzantium dan kawasan
Balkan.
PENGHANCURAN BUDAYA ATAS NAMA ISLAM.
Menurut
World Encyclopaedia, penghancuran budaya adalah tindakan sengaja
penghancuran warisan budaya sebuah bangsa atau negara bagi alasan
politik atau militer. Sejak dibentuknya Republik Islam Iran 26 tahun
yang lalu, mereka terus berupaya memerangi rakyat dan warisan budaya
mereka sendiri.
Para
dedengkot Republik Islam beberapa kali berupaya memusnahkan warisan
pra-Islam Persia atas nama Islam. Pertama, mereka menyatakan perang
terhadap tahun baru Persia yang dikenal dengan “Nowruz”, lalu mereka
menyerang tradisi dan adat Persia lainnya. Pada permulaan revolusi, para
Islamis bergegas ke Persepolis, komples megah istana raja2 Achaemenid,
guna nenghancurkannya. Untungnya, tindakan membumiratakan relik dan
istana ini dihalangi oleh para patriot Iran. Mereka secara fisik berdiri
didepan bulldozer yang bersiap2 membumiratakan warisan umat manusia
menjadi keping2.
Baru2
ini, Republik Islam Iran menggalakkan kembali perang budaya ini.
Tujuannya adalah mengubah wajah Iran kesebuah bentuk negara Islam murni
dan mematikan rasa kebanggaan dan nasonalisme Persia serta menghidupkan
kebanggaan dan nasionalisme Islam.
Selain
Persepolis, mereka juga merencanakan untuk menghancurkan tempat2 paling
penting lainnya dalam sejarah Persia. Mereka ingin meng-eradikasi
Pasargad dan the Bolaghi gorge.
Di Pasargad terletak makam Cyrus the Great,
raja segala raja dan bapak pendiri Persia. Cyrus the Great, yang
disebut 25 kali dalam Injil, dikenal karena kualitas kasih dan
toleransinya. Piagam Hak Asasi Manusia ciptaan Cyrus diketahui
sebagai piagam pertama yang menyebut konsep manusia yang memiliki hak
universal, terlepas dari yurisdiksi hukum, etnisitas, nationalitas atau
wilayah.
Cyrus
terkenal sebagai seorang pemimpin besar Persia yang membebaskan bangsa
Yahudi dari kuasa Nebuchadnezzar di Babylon. Cyrus the Great, tidak
hanya mengijinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun
kembali temple mereka namun malah membantu mereka dalam upaya tersebut,
sesuatu yang diikuti penerus2nya.
2500 tahun lalu, Cyrus memproklamasikan, "Hari
ini saya umumkan bahwa siapapun bebas memlih agama dan bebas hidup di
wilayah dan mencari kerja asal tidak melanggar hak orang lain. " Cyrus bukan seorang penjajah, melainkan seorang liberator/pembebas.
Dikatakan
bahwa Alexander the Great membakar habis Persepolis dalam keadaan mabuk
dan menyesalinya keesokan hari. Walau ia menghancurkan Persepolis, ia
tetap memberi penghormatan kepada Cyrus the Great di pemakamannya. Ini
menunjukkan betapa dihormatinya raja segala raja, bahkan di mata
musuhnya paling bebuyutanpun. Apa yang dibakar Alexander 2200 tahun yang
lalu, Republik Islam Iran ingin mengulanginya.
Bagaimana
upaya pemerintah Iran menghancurkan warisannya itu ? Mereka membangun
bendungan "Sivand” yang tidak jauh dari letak warisan sejarah Persia
itu. Konstruksi Bendungan Sivand di Sungai Polvar dimulai tahun 1992
tanpa konsultasi atau sepengetahuan Organisasi Warisan Budaya. Peresmian
bendungan semula direncanakan bulan Maret 2005, namun Kementerian
Energi Iran menundanya sampai permulaan tahun 2006 untuk memberi waktu
kepada para arkeologis untuk mempelajari daerah tersebut.
Bendungan
ini akan membanjiri seluruh jalur perjalanan di pegunungan dan wilayah
sekeliling Tang-e Bolaghi (Bolaghi Gorge). Ini mengakibatkan
tenggelamnya dan hilangnya Bolaghi Gorge, wilayah sepanjang 8 km. Para
pakar ICHCTO dan Yayasan Riset Pars-e Pasargad yang mempelajari wilayah
tersebut. mengatakan mereka sudah mengidentifikasi lebih dari 100 daerah
arkeologi.
Tujuan
Republik Islam membangun Bendungan "Sivand" sedekat mungkin dengan
daerah arkeologi ini memang sengaja untuk menenggelamkannya. Pasargad,
termasuk wilayah pemakaman Cyrus the Great, Bolaghi Gorge, Jalan Raja
(the King's path) dan jalan bersejarah utama Persia yang dibangun atas
perintah Darius (raja Achaemenid) dan relik2 kompleks megah Persepolis.
Banyak alasan bagi penghancuran peninggalan budaya ini. Mereka takut akan personifikasi Cyrus dalam hati setiap orang Persia.
Mereka sangat membenci Yahudi dan oleh karena itu membenci memori Cyrus
sebagai raja yang membebaskan kaum Yahudi dari perbudakan 2500 tahun
lalu. Juga, meningkatnya rasa nasionalisme Persia dapat menggoyahkan
tujuan sebuah negara utopia Islam. Kekhawatiran ini memang bisa
dimengerti menyusul berita pemutaran film Inggris tentang jalan hidup
Cyrus the Great.
Dunia
kita sekarang ini menghadapi daya penghancuran kelompok Islamis radikal
yang terus berkembang biak, melindungi dan membiayai teroris. Musuh
baru kemanusiaan dan warisan budaya dunia ini jauh lebih radikal dan
berbahaya daripada kekuatan Nazi Jerman atau Soviet. Tujuan akhir
Republik Islam Iran adalah penghancuran segala yang indah di dunia ini
dan meninggalkan jaringan terror Islam diseputar dunia. Kini dunia harus
bersatu melawan kekuatan dan pelaku biadab para Islamis radikal dan
berkampanye agar mencegah Republik Islam Iran menghancurkan warisan
budaya Persia.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=1020&highlight=cyrus
Piagam pertama Hak Azasi Manusia ternyata BUKAN Magna Carta di Inggris (1215M), melainkan dibuat di Persia pada jaman Cyrus II :
http://www.thebritishmuseum.ac.uk/forgottenempire/objects/cat006.html
The Cyrus Cylinder
Sebuah
silinder terbuat dari tanah liat adalah salah satu obyek yang paling
terkenal dari jaman Persia kuno yg disimpan the British Museum. The
Cyrus Cylinder berisi tulisan tentang Kaisar Cyrus II (559-530BC) yang
menjajah Babylon tahun 539 SM, dan ditemukan tahun 1879 di Amran,
Babylon.
Teks
merujuk kepada pemerintahan yang adil dan damai, dan pemulihan bangsa2
yang terjajah dan dideportasi beserta dengan dewa2 mereka. Oleh karena
itu the Cyrus Cylinder (obyek yg tidak berukuran lebih dari 10 cm dgn
lingkaran dalam 3-6 cm ini) dianggap sebagai piagam HAM pertama di
dunia. Pada masanya-pun konsep2 HAM ini masih merupakan hal asing.
http://www.livius.org/ct-cz/cyrus_I/babylon05.html
TEKS SILINDER CYRUS:
Sebutan & silsilah Kaisar Cyrus (II)
Saya
Cyrus, raja dunia, raja besar, raja sah, raja Babylon, raja Sumeria dan
Akkad, raja keempat sudut dunia, putera Cambyses, raja besar, raja
Anšan, cucu Cyrus, raja besar, raja Anšan, keturunan Teispes ..dst
Teks
berakhir dengan pernyataan Cyrus bahwa ia "mengembalikan patung2 kepada
kuil2 semula". Ini berarti bahwa ia mengembalikan patung2 tersebut
kepada bangsa2 yang dijajahnya, karena tentara pendahulunya merampas
patung2 ini dan menyandera mereka agar melemahkan pengikut.
Juga
disebutkan bahwa semua penduduk jajahannya BEBAS MEMUJA DEWA MANAPUN.
Dan malah jaman raja Persia ini dikenal sebagai masa yang bebas dari
pemaksaan agama tertentu (free of religious persecution), dan Cyrus,
seperti juga Kaisar Prusia, Frederick the Great, pasti pernah
mengatakan:
"Dalam
kerajaan saya, siapapun berhak mencari rahmat menurut caranya masing2."
("In my Kingdom, everyone has the right to seek blessing in his own
way".)
Bagian pernyataan tentang kebebasan beragama inilah mengakibatkan silinder ini disebutkan sebagai sebuah piagam HAM.
Ia juga mengatakan :
Tentara
saya berjalan di Babylon dalam kedamaian. Saya tidak mengijinkan
siapapun meteror tempat manapun di Sumeria dan Akkad. Saya bertujuan
bagi kedamaian di Babylon. Bagi semua warga Babylon yang diperbudak,
saya menghapus aturan yang membatasi status sosial mereka. Saya membawa
bantuan bagi rumah2 rongsok mereka dan dengan ini mengakhiri keluhan
mereka.
Saya juga memulihkan hak warga agar dapat kembali ke tempat semula mereka.
Semoga
semua dewa yang telah saya kembalikan ke tempel2 dan kuil2 mereka
memberikan saya rahmat mereka. Semua dewa/tuhan saya kembalikan dalam
tempat damai dan saya akan mencoba memperbaiki tempat2 kediaman mereka
(para dewa)...//
Dikatakan
bahwa dahulu, 1.400 tahun yang lalu, Umar Ibn Al Khattab, Kalifah Islam
kedua, mengirim surat kepada Raja Yazdgrid III dari Persia untuk
melakukan Bei’at (bergabung bersama Kalifah dan menerima Islam). Umar
menulis, “Di jaman dahulu, kekuasaanmu mencapai separuh dunia yang
dikenal, tapi apa yang terjadi sekarang? Tentaramu telah dikalahkan di
semua pihak dan negaramu hampir runtuh. Aku menawarkan padamu jalan
untuk menyelamatkan dirimu. Mulailah sembahyang pada Allah, Tuhan yang
Esa, Tuhan satu2nya yang menciptkan seluruh alam semesta. Kami bawa
pesan Allah padamu dan dunia. Sembahlah Allah, Tuhan yang sejati.”
Dan reaksi Raja Yazdgird III kepada Umar :
“Dalam nama Ahura Mazda, pencipta Kehidupan dan Kecerdasan:
Kau,
dalam suratmu menulis bahwa kau ingin mengarahkan kami kepada Tuhanmu
tanpa tahu siapa kami sebenarnya dan siapa yang kami sembah. Sungguh
mengherankan bahwa sebagai orang yang berkedudukan sebagai Kalifah Arab,
pengetahuanmu sama dengan Arab kelas rendah yang berkeliaran di padang
pasir !
”Kau
menganjurkan kami menyembah Tuhan yang esa tanpa tahu bahwa selama
ribuan tahun masyarakat Persia telah menyembah Tuhan yang esa dan mereka
menyembahNya lima kali sehari!
“Kala
kami telah mendirikan kebudayaan makmur dan luhur di dunia dengan
menegakkan Pikiran2 Baik, Kata2 Baik, Perbuatan2 Baik dengan tangan2
kami sendiri, kau dan kakek moyangmu masih berkeliaran di padang pasir,
memakan kadal, tidak punya apa2 untuk menafkahi dirimu dan kalian
mengubur bayi2 perempuan kalian.” (Ini adalah tradisi Arab kuno, karena
Arab lebih suka anak laki daripada anak perempuan.)
”Kalian
pancung anak2 Tuhan, bahkan tawanan2 perang, memperkosa wanita,
merampoki kafilah2, melakukan pembunuhan massal, menculik istri orang
dan mencuri harta benda mereka ! Hati kalian terbuat dari batu, kami
kutuk segala kekejian yang kalian lakukan. Bagaimana mungkin kau
mengajari kami Jalan2 Tuhan jika kau melakukan perbuatan2 keji itu?"
”Apakah
Allah yang memerintahmu untuk membunuh, merampoki dan menghancurkan itu
? Apakah kalian sebagai umat Allah yang melakukan ini dalam namaNya?
Ataukah kalian berdua ?”
”Katakan
pada kami. Dengan segala kekuatan miltermu, kelakuan barbarmu,
pembunuhan dan perampokan dalam nama Allah yang Akbar, apakah yang telah
kau ajarkan pada tentara Muslim ini? Pengetahuan apakah yang
kausampaikan pada Muslim yang ingin kau paksa untuk ajarkan pada
non-Muslim? Budaya apakah yang kau dapatkan dari Allahmu, sehingga kau
berani2nya memaksakan itu kepada orang lain?”
”Aku
mohon kau tetap bersama Allahmu yang Akbar di padang pasirmu dan tidak
bergerak mendekat ke kota2 kami yang beradab, karena agamamu mengerikan
dan kelakuanmu amat biadab!”
Kini
orang Persia (Iran) mulai menggali kembali masa pra-Islam mereka.
Kejayaan jaman Cyrus dan Darius, jaman Pasargade, Persepolis, Ctesiphon,
atau Zarathushtra, dan
syair
terkenal anti-Arab mereka, Shah-Nameh. Dengan internet, anak2 muda Iran
semakin menyadari masa lalu mereka dan cerita sebenarnya tentang Iran.
Inipun semakin membuat resah anak muda Iran (yang jumlahnya 75% dari
total penduduk).
Anda langsung bisa coba dahulu dengan nominal deposit Rp 10.000,-kamu tidak akan menyesal bergabung dengan VITAPOKER. Selamat Bergabung dan Salam Jackpot !
BalasHapusPromo Terbaru Poker Online – Promo Menjelang Ramadhan Pokervita 1440 Hijriah
KLIK SINI LANGSUNG!!!
Informasi Lebih Lanjut:
| Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : WWW.POKERVITA.VIP