Berlanjutnya kerusuhan akan mendapatkan
budget lebih besar bagi rehabilitasi dan pembangunan lainnya.
Separatisme, Etnis atau Agama? Bagi masyarakat Indonesia, konflik di
Thailand Selatan sangat kental dengan nilai-nilai agama. Mereka melihat
konflik ini adalah pertarungan antara Muslim Melayu dan Buddis Thai.
Kata ‘Muslim’ dan ‘Buddhis’ mengarahkan pada kuatnya pengaruh agama
dalam masing-masing masyarakat. Apabila dilihat lebih dekat, identitas
Muslim Melayu di Selatan memang sangat kuat. Masyarakat khususnya di
tiga provinsi: Pattani, Yala, dan Narathiwat identitas keislaman dan
kemelayuan tidak bisa dipisahkan. Masyarakat lebih welcome dengan orang
Melayu daripada dengan etnis lain, terutama Thai.
Penggunaan bahasa Melayu menurut
statistik nasional Thailand juga sangat kuat di tiga provinsi ini, di
atas 70 %, dibandingkan dengan provinsi lain di Selatan: Satun dan
Songkhla. Tetapi bahasa Melayu ‘dilarang’ digunakan sebagai bahasa resmi
di perkantoran, lembaga pendidikan pemerintah, dan tempat atau acara
resmi lainnya. Larangan ini tidak menyurutkan masyarakat untuk
menggunakan ba hasa Melayu, karena bahasa ini memberi spirit identitas
mereka, yang berbeda dengan mayoritas warga Thailand, yang berbahasa
Thai dan Buddha.
Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari
2000 orang meninggal berkaitan dengan konflik di Thailand Selatan.
Korban lebih banyak ditembak dan dibom oleh kelompok yang tidak dikenal,
juga oleh pendekatan militer dan polisi terhadap Muslim. Pada April
2004, 30 pemuda Muslim ditembak oleh tentara di Masjid Kru Se. Masjid
ini sangat bersejarah karena didirikan pada abad 15, masjid tertua di
Thailand. Satu periode dengan masa kejayaan Islam pada Khalifah
Abbasiyah.
Peristiwa kedua adalah pada Oktober
2004, sekitar 175 Muslim Takbai meninggal di perjalanan, setelah mereka
demonstrasi kepada pemerintah dan dimasukkan dalam truk dalam kondisi
terikat tangan di belakang. Dua peristiwa ini sangat membekas di hati
Muslim, dan banyak pemuda dan masyarakat Muslim semakin menggiatkan
penyerangan terhadap berbagai organ pemerintah maupun masyarakat Buddha.
Reaksi Muslim selatan ini direspon negatif oleh pemerintah, dengan
tetap memberlakukan darurat militer di kelima provinsi ini.
Peristiwa Takbai yang menewaskan Muslim
sekitar 200 orang menimbulkan reaksi paling keras dari milisi Muslim,
yang kemudian membalas dengan penembakan dan pemboman misterius yang
menargetkan korban tentara, polisi, pegawai pemerintah Thai, etnis China
dan pendeta Buddha. Hampir setiap bulan sejak peristiwa 2004, terjadi
korban dipihak tentara atau Buddha. Kerusuhan ini sempat menjadi
perhatian Amerika Serikat yang menawarkan bantuan keamanan untuk
mengatasi ‘gerilyawan’ dari Selatan.
Upaya rekonsiliasi telah dilakukan oleh
pemerintah pusat dalam lima tahun terakhir, dengan terbentuknya Komisi
Rekonsiliasi Nasional yang mengantarkan dan memediasi perdamaian di
Selatan. Kuatnya peran tentara di Thailand, membuat banyak rekomendasi
komisi tidak bisa dijalankan. Pendidikan, pekerjaan dan fasilitas
pemerintah lainnya tetap saja tidak leluasa dinikmati bagi Muslim
Melayu. Persyaratan pemakaian ketat bahasa nasional Thai dan sikap yang
mencerminkan nasionalisme –pro kebijakan pusat – menjadi penghambat
rekonsiliasi yang telah dilakukan baik oleh lembaga swadaya masyarakat,
perguruan tinggi, dan komisi rekonsiliasi. Kehadiran masyarakat
internasional, antara lain Nahdlatul Ulama yang menjembatani ulama di
Thailand Selatan dan pemerintah- kerajaan Thailand akan banyak
membuahkan hasil jika pemerintah pusat mengakomodasi gagasan dan harapan
Muslim Melayu di Selatan, yaitu penggunaan tradisi Muslim Melayu lebih
terbuka, dan pengakuan pemerintah pusat atas tradisi ini, khususnya di
Pattani, Yala, dan Narathiwat.
Dapat disimpulkan, tumbuhnya sikap anti
pemerintah pusat yang dilakukan oleh Muslim di Selatan Thailand
diakibatkan banyak hal. Kesenjangan ekonomi menjadi kunci atas terus
berlangsungya gerakan ‘separatisme’ atau dalam istilah David Brown
sebagai ‘separatisme etnis’ atas dominasi kolonialisme internal
Thailand. Kesenjangan ini telah berlangsung puluhan tahun. Akibatnya,
masyarakat Muslim yang mendapat tekanan politis dan keamanan dari
pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Sebagian dari mereka secara
diam-diam mendukung gerakan anti-pemerintah. Bahkan beberapa di antara
mereka aktif terlibat dalam aksi kekerasan.
BalasHapusDISINI, Anda langsung bisa coba dahulu dengan nominal deposit Rp 10.000,-kamu tidak akan menyesal bergabung dengan VITAPOKER. Selamat Bergabung dan Salam Jackpot !
Promo Terbaru Poker Online – Promo Menjelang Ramadhan Pokervita 1440 Hijriah
KLIK SINI LANGSUNG!!!
Informasi Lebih Lanjut:
| Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : WWW.POKERVITA.VIP